Tips Tetap Bahagia Saat Karantina Diri Hadapi Covid-19

  • Mar 27, 2020
  • Desa Waru

Oleh : Subhan El Hafiz (Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA)

Imunitas tubuh merupakan hal yang penting untuk dijaga saat wabah Covid-19 melanda. Dengan imunitas yang baik maka serangan virus corona penyebab penyakit dapat dicegah. Dalam diri individu dengan imunitas yang baik, virus tidak dapat menyebabkan dirinya menjadi sakit. Namun, pada saat stress atau depresi, imunitas tubuh akan berkurang dan memberi peluang lebih besar untuk virus corona menyerang tubuh kita.

[caption id="attachment_3620" align="aligncenter" width="300"] bahagia
sumber : kompasiana.com[/caption]

“Stress” dan “Bahagia” merupakan dua kondisi mental yang sangat mempengaruhi imunitas tubuh. Stress dapat merusak imunitas, sedangkan bahagia dapat meningkatkan imunitas. Namun, saat kita tidak bisa kemana-mana, hanya di rumah, apakah kita tetap bisa Bahagia? Jawabannya, Bisa!

Nah, berikut penelitian psikologi yang menjelaskan tentang kebahagiaan dan aplikasinya saat karantina diri.

Bahagia: Frekuensi bukan Intensitas

Penelitian Psikologi menunjukkan bahwa durasi dan frekuensi rasa senang lebih berperan pada kebahagiaan daripada intensitas rasa senang itu sendiri (Diener, Sandvik, & Pavot, 2009). Jadi, alih-alih memikirkan sesuatu yang besar dan sangat bermakna untuk kebahagiaan, lebih baik individu memikirkan hal sederhana yang membuat senang namun dengan frekuensi yang tinggi. Dengan kata lain, banyak dan sering merasa senang lebih baik daripada sedikit walaupun yang sedikit itu sangat menyenangkan.

[caption id="attachment_3622" align="aligncenter" width="300"] #savewonogiriku[/caption]

Pada saat karantina diri akibat Covid-19, hal ini seharusnya dengan mudah dilakukan. Jika individu bahagia melihat kamarnya bersih dan rapi, maka bersihkan dan rapihkanlah. Jika merasa senang saat melihat dapur bersih, bersihkan. Apabila merasa senang setelah mendengar musik, maka dengarkan. Atau merasa bahagia saat bermain dengan anak, mainlah dengan anak di rumah. Begitu juga jika emosi menjadi positif saat mencoba resep masakan baru, cobalah. Jika anda merasa bahagia saat main gitar, mainkanlah. Kalau anda merasa tenang saat ibadah, beribadahlah. Dengan demikian, dalam sehari anda memiliki frekuensi emosi positif yang tinggi. Hal ini akan menyumbang pada perasaan bahagia dalam diri anda secara umum.

Sedikit catatan, untuk yang sudah berkeluarga, frekuensi hubungan intim suami-istri ternyata tidak secara otomatis meningkatkan kebahagiaan (Loewenstein, Krishnamurti, Kopsic, & Mcdonald, 2015). Ada banyak faktor lain yang lebih berperan dalam hubungan suami-istri tersebut. Jadi, untuk yang sudah berkeluarga, perlu menekankan pada keragaman aktifitas yang membuat bahagia dalam rangka memperoleh jumlah rasa senang yang banyak, saat berada rumah hanya berdua. Misalnya, bekerjasama merapikan rumah, ngobrol berdua, mengerjakan hobi masing-masing, dan sebagainya.

Simpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka tips untuk tetap bahagia saat wabah Covid-19 terjadi adalah dengan memperbanyak aktifitas-aktifitas sederhana yang membuat hati menjadi senang. Mulai dari menjalankan hobi yang bisa dilakukan di rumah, merapikan rumah, main dengan anak, berdoa, beribadah, bernyanyi, dan lainnya. Setiap kegiatan yang membuat individu merasa senang, maka hal tersebut akan menyumbang peningkatan kebahagiaan seseorang. Maka mulailah mengerjakan hal sederhana di rumah anda bersama keluarga. Setiap selesai, nikmati rasa senang tersebut dan terus lanjutkan pada hal-hal sederhana lainnya. Semakin banyak rasa senang yang didapat, maka semakin bahagia diri kita. Pada akhirnya, imunitas tubuh akan terus terjaga dan membaik sehingga dapat membantu terhindar dari sakit akibat Covid-19.

Selamat mencoba dan selamat berbahagia.

sumber : http://buletin.k-pin.org/index.php/daftar-artikel/550-tips-tetap-bahagia-saat-karantina-diri-hadapi-covid-19